[Movie] Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015)


Comic 8: Casino Kings Part 1
(2015 - Falcon Pictures)

Directed by Anggy Umbara
Written by Fajar Umbara
Produced by Frederica
Cast: Arie Kriting, Babe Cabiita, Bintang Timur, Ernest Prakasa, Fico Fachriza, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Indro Warkop, Prisia Nasution, Sophia Latjuba, Pandji Pragiwaksono, Hannah Al Rashid, Donny Alamsyah, Boy William, Joe P Project, Dhea Ananda, Agus Kuncoro, Candil, Temon Templar, Nikita Mirzani, Agung Hercules, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy


Kesuksesan film Comic 8 pada tahun 2014 yang menjual lebih dari 1,6 juta tiket menarik untuk disorot. Apakah laku karena unsur laganya, unsur komedinya, ceritanya, atau para pemainnya yang rata-rata sedang naik daun?

Alasannya bisa bermacam-macam, tetapi yang harus diakui film garapan Anggy Umbara itu termasuk berani menampilkan sesuatu yang jarang dipertontonkan di film Indonesia, dan terbukti disambut baik oleh penontonnya. Sekalipun berlabel "komedi", Comic 8 tidak tanggung-tanggung dalam menampilkan adegan-adegan fantastis yang perlu effort besar—misalkan tembak-tembakan dan ledak-ledakan. Mungkin bercermin dari sana, effort itu kemudian dilipatgandakan di sekuelnya, Comic 8: Casino Kings Part 1.

Casino Kings Part 1 langsung dibuka dengan adegan sejumlah stand up comedian terbangun di sebuah hutan, yang ternyata adalah sarang buaya buas. Sembari berusaha menyelamatkan diri, mereka menemukan beberapa alat dan senjata yang dapat membantu mereka lolos dari terkaman buaya. Beberapa berhasil lolos, tetapi lainnya tidak. Pertanyannya, bagaimana mereka bisa sampai di sana? Dan, mengapa tujuh orang di antara mereka yang pernah bersama-sama merampok Bank INI beberapa waktu sebelumnya (di film Comic 8 pertama) tidak lagi saling kenal?

Adegan kemudian beralih ke beberapa waktu sebelumnya, tak lama setelah kejadian perampokan Bank INI. Seorang agen Interpol asal Singapura, Cynthia (Prisia Nasution) bekerja sama dengan kepolisian lokal menangkap para tersangka—Mongol, Arie Kriting, Kemal Palevi, Ernest Prakasa, Babe Cabiita, Fico Fachriza, dan Bintang Timur, demi menyingkap identitas dan motivasi mereka. Kurangnya bukti membuat mereka dilepaskan, namun Cynthia tetap meneruskan penyelidikan tentang orang-orang ini, termasuk siapa yang menjadi pemimpin mereka.

Tetapi, penonton tentu saja sudah tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan Cynthia. Orang-orang yang jadi targetnya adalah para agen rahasia khusus yang disebut Comic 8 pimpinan Indro Warkop. Dalam film sebelumnya, delapan agen Comic 8 (Mongol, Arie Kriting, Kemal Palevi, Ernest Prakasa, Babe Cabiita, Fico Fachriza, Bintang Timur, Mudy Taylor) merampok Bank INI secara bersama-sama, yang sebenarnya adalah taktik dalam meringkus seorang dokter jiwa (Pandji Pragiwaksono), dalang dari serangkaian perampokan dengan memperalat pasien-pasien rumah sakit jiwa.

Selesai dengan tugas itu, Indro menugaskan para agen Comic 8 maju ke misi selanjutnya—kali ini posisi Mudy Taylor diganti Ge Pamungkas. Kedelapan agen ini harus menyamar jadi stand up comedian, demi bisa menyusup ke jaringan perjudian terbesar di Asia. Target mereka adalah The King, sosok misterius dedengkot kerajaan judi yang belum terungkap identitasnya. Bersama rekan-rekan stand up comedian, para agen Comic 8 akhirnya berhasil berangkat ke sebuah pulau rahasia yang dikuasai The King. Namun, mereka tidak tahu The King punya rencana jahanam terhadap para tamu istimewanya ini.

Melanjutkan pola dari Comic 8 pertama, film Casino Kings Part 1 juga tidak dituturkan secara linear. Film ini terbagi dalam beberapa bab dari dua ruas waktu berbeda: dimulai dari tengah, lalu mundur ke belakang, lalu diteruskan selang seling hingga bertemu di titik akhir. Bukan semata-mata usaha sok keren, melainkan ini lebih terlihat sebagai trik dalam membangun dan menjaga excitement penonton. Mungkin terinspirasi dari pola film Kill Bill Vol. 1, film ini meletakkan adegan-adegan seru tidak berdasarkan urutan cerita, supaya lajunya tidak monoton dan penonton tetap terjaga mengikuti ceritanya—atau berusaha menyambungkan potongan-potongan ceritanya—selama 100 menit durasi filmnya. Untungnya, sekalipun polanya tak lazim, bangunan cerita Casino Kings Part 1 ini tidak terlalu sulit untuk dipahami.

Di luar itu, Casino Kings Part 1 bisa dipandang sebagai usaha menyajikan sebuah paket entertainment murni. Nilai hiburan itu bisa datang dari cerita dan karakternya, unsur laga, komedi, sampai penyajian gambarnya. Namun, film ini juga menunjukkan bahwa entertainment perlu digarap dengan serius. Ini paling kelihatan dari penggarapan desain produksi, kostum, tata rias, sinematografi, special effects dan visual effects, penataan laga, hingga tata suara yang termasuk dalam level di atas rata-rata. Kabar bahwa film ini dibuat dengan biaya mahal setidaknya sudah terbukti dari presentasinya yang mewah dan berkilap di layar lebar, beberapa level di atas Comic 8 pertama.

Selain itu, Casino Kings Part 1 juga tampil lebih bombastis dengan keputusan memasukkan puluhan karakter yang dimainkan oleh orang-orang terkenal, separuhnya adalah stand up comedian. Beberapa karakter baru yang diciptakan cukup menarik perhatian, misalnya Prisia Nasution dengan aksen Singapura sebagai Cynthia, Donny Alamsyah dan Hannah Al Rashid sebagai duo Isa dan Bella yang tangguh, hingga Sophia Latjuba berhasil membawakan perannya yang mirip dengan para pemimpin musuh di serial superhero Jepang dengan memikat.

Menampilkan para pemain terkenal—dari aktor kawakan sampai bintang YouTube—mungkin sebuah usaha agar para penggemar masing-masing pemain bisa turut mendukung kesuksesan film ini di bioskop. Akan tetapi, banyaknya karakter yang dimainkan orang-orang terkenal justru jadi problem utama film ini. Sebab, seolah-olah ada beban tanggung jawab untuk menampilkan mereka semuanya di layar, walau pada akhirnya tidak benar-benar signifikan dalam keseluruhan cerita. Ini yang membuat Casino Kings Part 1 seakan lebih panjang dan berputar-putar daripada yang seharusnya.

Salah satu bagian yang membuktikan problem itu adalah adegan tur stand up comedy yang disusupi para agen Comic 8. Bagian ini memberi waktu bagi belasan komedian beraksi bergantian. Ini jelas sebuah upaya melayani dahaga para penggemar stand up comedy dalam melihat aksi idolanya membawakan lelucon terbaiknya, bahwa keterlibatan mereka di film ini bukan sekadar numpang lewat (atau numpang tewas). Meski begitu, bagian ini juga memberi keuntungan. Adegan-adegan semacam ini tetap digarap menarik, dan sebagian penonton pasti masih bisa dibuat tertawa dan terhibur. Lagi-lagi, nilai entertainment-nya tetap muncul, paling tidak bagi mereka yang cocok dengan gaya humor para komedian ini.

Cukup disayangkan bahwa film ini harus dipecah jadi dua bagian terpisah, padahal dari Part 1 terlihat banyak bagian yang bisa dirampingkan sehingga masih mungkin dijadikan satu film utuh. Tetapi, Casino Kings Part 1 tetap sebuah awalan yang baik dengan arah cerita yang sudah jelas, tiap-tiap adegannya tetap digarap rapi, serta menimbulkan anistipasi terhadap Casino Kings Part 2 yang akan dirilis pada Februari 2016. Dengan menggabungkan laga, komedi, adventure, crime thriller, fantasi, bahkan diselipkan juga pertanyaan-pertanyaan moral sebagaimana karya-karya Anggy Umbara sebelumnya, maka Casino Kings Part 1 adalah salah satu film Indonesia dengan menu berwarna yang, minimal, berhasil membuktikan ambisinya dan mencapai tujuannya untuk menghibur penontonnya.




My score: 7,5/10

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di Muvila.com

Komentar